PEKALONGAN – Program talkshow penting untuk radio, namun terkadang menemui kesulitan menarik pendengar, bahkan dianggap membosankan. Untuk mengatasi kendala itu, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah mengadakan pelatihan SDM penyiaran di Hotel Horison Pekalongan, beberapa waktu lalu.
Kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan profesionalisme penyiar itu dilakukan selama dua hari. Diikuti 28 penyiar radio di wilayah Ekskaresidenan Pekalongan. Menghadirkan narasumber Nessa Ghozal (Presenter TVRI Jateng, Dosen Udinus Semarang) dan Arin Karin (penanggung jawab penyiaran Gajah Mada Group).
Nessa Ghozal, dalam paparannya mengatakan, banyak permasalahan yang muncul dalam mengemas program talkshow di radio sehingga tidak menarik. Misalnya, kebanyakan ngomong, topik belum tentu menarik, narasumber tidak bisa seru, datar, dilama-lamain padahal tidak seru, penyiar belum tentu paham sama topik, dan sebagainya.
Agar talkshow menarik bagi pendengar, Nessa mengungkapkan penting untuk mengangkat topik yang dekat dengan audience, dan seberapa penting bagi mereka. “Misal harus cerita tentang acara kebudayaan, coba lihat apa pentingnya bagi audience. Stopping power juga harus dikuatkan dalam memilih tema. Budaya kita sudah punah! Misalnya,” katanya.
Dijelaskan Nessa, selain pemilihan topik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan sebisa mungkin pengemasan iklan tidak seperti sedang berjualan. Narasumber harus menarik menurut audience, juga secara audio. Jika ingin memberikan edukasi kepada pendengar, tetap perhatikan apa keinginan mereka.
Beri ruang bagi pendengar agar tetap merasa jadi bagian program tersebut. Jangan hanya bisa menyampaikan pertanyaan yang sudah dipersiapkan, tetapi perlu mengakomodasi pertanyaan pendengar. Penyiar jangan asik sendiri dan perhatikan durasi. Penyiar juga harus memberikan empati dalam talkshow. Jika narasumber mengatakan sesuatu, jangan cepat berpuas, tapi berikan pertanyaan lagi untuk menjadikan pembicaraan lebih seru bagi pendengar.
Nessa juga mengingatkan, bagi penyiar yang akan membawakan program talkshow, agar datang lebih awal. Buatlah diri senyaman mungkin sebelum bersiaran. Baca materi yang akan dibawakan, jangan hapalan. Penting bagi penyiar untuk mendengarkan, jangan emosi ingin segera menghabiskan pertanyaan. “Karena great DJ is a great listener. Mind maping juga harus dilakukan,” tuturnya.
Penunjang Pendapatan
Dalam kegiatan tersebut, juga dibahas pentingnya program off air bagi radio untuk menunjang pendapatan di luar iklan on air. Radio bisa menjual layanan perpaduan antara iklan on air dan promosi melalui kegiatan off air.
Arin Karin menuturkan, ada beberapa kegiatan off air yang bisa dikemas menarik, misalnya seminar, pameran, gathering, event budaya, event religius, event olahraga, pelatihan, kontes, dan masih banyak lagi. “Jika kegiatan off air itu pesanan klien, biasanya berupa product launching, product branding, product sampling, dan product spreading,” ungkapnya.
Menurutnya, dalam menyusun kegiatan off air, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu planning, execution dan post production. Dalam tahapan planning, menentukan konsep kreatif, budgeting, membentuk tim kerja, penyelesaian administrasi dan perijinan, serta sosialisasi dan publikasi.
Tahapan execution, perlu diperhatikan kesiapan seluruh pengisi acara, kesiapan perlengkapan penunjang, kesiapan kru, memastikan pelaksanaan acara sesuai rundown dan improvisasinya, serta
kesiapan pengamanan dan keamanan. Sedangkan pada post production, dilakukan evaluasi, report dan pembuatan invoice.
Arin juga memberikan tipsnya untuk mencari sponsor, yaitu dengan melakukan riset terhadap calon sponsor, tentukan target potensial, paket sponsorhip harus menarik dan menguntungkan, lihai bernegosiasi, libatkan sponsor dalam proses, utamakan relasi, pembuatan proposal yang menarik dan presentasi yang meyakinkan.
Kegiatan ini juga mengajak peserta untuk melakukan praktek, salah satunya adalah dengan membentuk kelompok, kemudian membuat format clock dan pertanyaan, membuat konsep talkshow beserta pertanyaan. Lalu peserta yang tergabung dalam beberapa kelompok itu melakukan role play. (YyK)